2023/07/31

Biografi KH Abdurrahman Wahid (Gusdur)

Gus Dur
Gus Dur, atau KH Abdurrahman Wahid, adalah seorang tokoh agama, cendekiawan, dan politikus Indonesia yang lahir pada tanggal 4 Agustus 1940 di Jombang, Jawa Timur. KH Abdurrahman Wahid berasal dari keluarga yang berpengaruh di dunia Islam, sebagai anak dari keluarga kyai dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yaitu ayahnya, KH Wahid Hasyim. Sejak muda, Gus Dur telah tumbuh dalam lingkungan pesantren, khususnya di pesantren Tebuireng yang terletak di Jombang. Selama hidupnya, Gus Dur sangat mengedepankan dialog antarumat beragama, dan kerukunan sosial. Selain itu, ia juga aktif dalam gerakan sosial dan berjuang untuk hak asasi manusia dan mengajarkan ajaran Islam yang moderat dan inklusif.

Pada tahun 1984, KH Abdurrahman atau Wahid Gus Dur terpilih sebagai ketua Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sebagai pemimpin NU, ia berperan penting dalam mengembangkan pesantren dan mendukung berbagai kegiatan sosial serta pendidikan di lingkungan NU.


Pernikahan

KH Abdurrahman Wahid menikah dengan Sinta Nuriyah Wahid pada tahun1968. Sinta Nuriyah adalah seorang pendidik dan aktivis sosial. Mereka memiliki empat orang anak, yaitu:

  1. Alissa Qotrunnada Munawaroh
  2. Zannuba Arifah Chafsoh yang lebih dikenal dengan panggilan "Yenny Wahid" atau "Gus Yenny".
  3. Annita Hayatunnufus
  4. Inayah Wulandari

Sinta Nuriyah Wahid, sebagai istri Gus Dur, merupakan seorang figur yang mendukung peran dan kontribusi Gus Dur dalam kehidupan politik dan sosial Indonesia. Ia juga dikenal sebagai pendamping setia dan mitra dalam perjuangan Gus Dur untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.


Pendidikan

KH Abdurrahman Wahid, memiliki riwayat pendidikan yang mencerminkan perpaduan antara pendidikan agama tradisional dan pendidikan formal modern. Sejak kecil, ia tumbuh dan belajar di lingkungan pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur, di mana ia mendalami ilmu agama Islam dari keluarga kyai yang berpengaruh. Di pesantren, Gus Dur memperoleh pemahaman mendalam tentang ajaran agama dan nilai-nilai keagamaan.

Berikut adalah riwayat pendidikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur):

  1. Pendidikan di Pesantren Tebuireng: Gus Dur tumbuh dalam lingkungan pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Sejak kecil, ia belajar di pesantren dan mendapatkan pendidikan agama Islam yang kuat dari para kyai dan ulama.
  2. Pendidikan Formal di Universitas Indonesia: Setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren, Gus Dur melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia (UI). Ia masuk ke Fakultas Sastra dan Kebudayaan dengan konsentrasi bahasa dan sastra Jawa. Pada tahun 1966, Gus Dur berhasil meraih gelar sarjana (S1) di bidang tersebut.
  3. Studi Pascasarjana di Baghdad, Irak: Setelah menyelesaikan studi sarjana di UI, Gus Dur melanjutkan pendidikan pascasarjana di University of the Middle East di Baghdad, Irak. Di sana, ia memperdalam ilmu sosial dan ilmu politik. Namun, ada perbedaan pendapat mengenai gelar yang berhasil diraihnya, karena beberapa sumber menyebutkan bahwa Gus Dur tidak menyelesaikan studi pascasarjana dan kembali ke Indonesia sebelum memperoleh gelar.


Presiden RI ke 4

Pada tahun 1999, setelah era Orde Baru berakhir, KH Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden Indonesia yang keempat dalam pemilihan presiden yang pertama kali dilakukan secara demokratis. Gus Dur menjadi Presiden Indonesia pada tahun 1999 setelah mendapatkan dukungan dari berbagai partai politik, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Proses pemilihan presiden berlangsung melalui sidang istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), di mana Gus Dur berhasil meraih 373 suara dari 678 anggota MPR.


Kebijakan-Kebijakan

Selama masa kepresidenannya, KH Abdurrahman Wahid mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang berfokus pada ekonomi, sosial, dan politik. Ia berusaha untuk menciptakan stabilitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain itu, ia juga mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan perlindungan hak asasi manusia dan memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses politik.

Berikut uraian kebijakan apa saja yang telah Gusdur terapkan

Kebijakan Politik dan Pemerintahan:

  • Keterbukaan Politik: Memperjuangkan kebebasan berpendapat, kebebasan pers, dan kebebasan berekspresi. Mengizinkan partai politik baru untuk berdiri, sehingga memperkaya pluralitas politik di Indonesia pasca-era Orde Baru.
  • Otonomi Daerah: Mendukung konsep otonomi daerah untuk memberikan lebih banyak wewenang kepada pemerintah daerah dalam mengurus urusan lokal. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pembangunan di tingkat lokal.
  • Penanganan Konflik Etnis dan Agama: Berusaha untuk menyelesaikan konflik etnis dan agama yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dengan mendorong dialog dan rekonsiliasi sebagai cara untuk mencapai perdamaian.

Kebijakan Ekonomi:

  • Krisis Ekonomi: Menghadapi berbagai tantangan ekonomi, termasuk krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998. Berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengatasi krisis, dan mengurangi kesenjangan sosial.
  • Stabilitas Ekonomi: Menciptakan stabilitas ekonomi dan mengendalikan inflasi yang tinggi melalui langkah-langkah fiskal dan moneter.
  • Program Reformasi Ekonomi: Mendukung program reformasi ekonomi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam sektor ekonomi. Mengurangi birokrasi dan korupsi yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
  • Penarikan Subsidi: Melakukan penarikan subsidi di berbagai sektor, termasuk subsidi bahan bakar minyak, untuk mengurangi tekanan fiskal akibat krisis ekonomi.
  • Penggalangan Investasi Asing: Berusaha untuk menggalang investasi asing sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

Kebijakan Sosial:

  • Hak Asasi Manusia: Aktif dalam memperjuangkan hak asasi manusia dan mempromosikan perlindungan hak-hak minoritas. Memperkuat lembaga-lembaga yang berfokus pada penegakan hukum dan perlindungan hak-hak individu.
  • Multikulturalisme dan Toleransi Agama: Mengedepankan pendekatan multikulturalisme dan nilai-nilai toleransi agama. Aktif berdialog dengan berbagai kelompok agama untuk mencapai pemahaman dan kerukunan antarumat beragama.

Kebijakan Luar Negeri:

  • Diplomasi dan Hubungan Internasional: Aktif dalam menjalin hubungan dengan negara-negara lain dan berusaha memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional. Memperjuangkan isu-isu kemanusiaan dan perdamaian global sebagai bagian dari diplomasi luar negeri Indonesia.


Namun, masa kepresidenan KH Abdurrahman Wahid tidak berjalan mulus, dan pada tahun 2001, mandat presidennya dicabut melalui sidang istimewa MPR karena dinilai tidak mampu menjalankan tugasnya dengan efektif. Hal ini dipicu oleh beberapa peristiwa kontroversial dan ketegangan politik dalam pemerintahannya.


Pasca Masa menjabat

Setelah tidak menjabat sebagai Presiden, KH Abdurrahman Wahid tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan menjalankan peran sebagai tokoh pemersatu di tengah masyarakat Indonesia. Gus Dur tetap aktif dalam dunia politik dan sosial. Ia mendirikan The Wahid Institute, sebuah lembaga pemikiran dan advokasi yang berfokus pada nilai-nilai Islam moderat, hak asasi manusia, dan perdamaian.

Salah satu kebijakan yang akan selalu diingat oleh seluruh rakyat Indonesia adalah pendekatan inklusif dan toleran Gus Dur dalam menjalankan pemerintahannya. Ia menganjurkan perdamaian dan dialog dalam menyelesaikan konflik, serta berjuang untuk membangun kesadaran akan pentingnya toleransi agama dan multikulturalisme di Indonesia.


Wafat

Pada tanggal 30 Desember 2009, KH Abdurrahman Wahid meninggal dunia di Jakarta pada usia 69 tahun. Makamnya terletak di kompleks pemakaman keluarga di Dusun Ngadirejo, Desa Kemayoran, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tempat peristirahatan terakhirnya menjadi saksi sejarah bagi perjalanan hidup seorang tokoh besar yang memiliki pengaruh besar dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia.

2023/07/29

Biografi Nyi Ageng Serang || Pahlawan Nasional

Nyi Ageng Serang
Biografi Singkat || Nyi Ageng Serang, juga dikenal sebagai Raden Ayu Serang, adalah seorang pahlawan nasional wanita kelahiran tahun 1752 di Desa Serang, Jawa Tengah. Ayahnya, Pangeran Ronggo seda Jajar, yang dikenal dengan julukan Panembahan Senopati Notoprojo, merupakan keturunan Sunan Kalijaga dan memerintah wilayah Serang. Setelah ayahnya meninggal, Nyi Ageng Serang menggantikannya dalam kedudukan tersebut. Nyi Ageng Serang menikah dua kali. Yang pertama dengan Hamengku Buwono II dan yang kedua dengan Pangeran Serang I. Dari pernikahannya yang pertama, ia memiliki seorang putra bernama Pangeran Kusumowijoyo atau Sumowijoyo. Sementara itu, dari pernikahannya yang kedua, Nyai Ageng Serang memiliki seorang putri yang menikah dengan anak Sultan Hamengku Buwono II, yaitu Pangeran Mangkudiningrat I.

Sebagai seorang wanita dengan latar belakang keturunan bangsawan, Nyi Ageng Serang memiliki peran yang penting dalam perang melawan penjajah Belanda. Pada awal Perang Diponegoro pada tahun 1825, yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, Nyi Ageng Serang berusia 73 tahun namun tetap bersemangat untuk berperang. Ia memimpin pasukan dengan tandu dan juga berperan sebagai penasihat perang. Perjuangannya melibatkan beberapa wilayah di Jawa Tengah, termasuk Purwodadi, Demak, Semarang, Juwana, Kudus, dan Rembang.

Meskipun merupakan seorang wanita, Nyi Ageng Serang tidak hanya terlibat dalam medan perang, tetapi juga mengikuti pelatihan kemiliteran dan siasat perang bersama para prajurit pria. Keyakinannya adalah bahwa selama penjajahan masih ada, ia harus siap untuk melawan penjajah dan membela tanah airnya. Salah satu strategi perang yang terkenal dari Nyi Ageng Serang adalah penggunaan lumbu (daun talas hijau) untuk penyamaran.

Nyi Ageng Serang merupakan sosok pahlawan nasional yang berjasa besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Namun, sayangnya, namanya tidak sepopuler dengan beberapa pahlawan nasional lainnya seperti R.A. Kartini atau Cut Nyak Dhien. Meskipun begitu, warga Kulon Progo menghormatinya dengan mendirikan sebuah monumen di tengah kota Wates yang berupa patung Nyi Ageng Serang naik kuda sambil membawa tombak.

Kehidupan Nyi Ageng Serang berakhir pada tahun 1828 ketika ia meninggal di Yogyakarta. Tempat pemakamannya berada di Kalibawang, Kulon Progo. Terdapat juga beberapa pandangan yang percaya bahwa makam Nyi Ageng Serang berada di wilayah Grobogan, yang kini menjadi lokasi Waduk Kedung Ombo. Untuk mengenangnya, sebuah makam terapung dibangun di atas waduk tersebut.

Perjuangan dan dedikasi Nyi Ageng Serang sebagai seorang pahlawan nasional wanita harus selalu diingat dan dihargai. Meskipun namanya mungkin tidak sepopuler pahlawan lainnya, ia telah memberikan kontribusi besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Pahlawan ini menunjukkan bahwa keberanian dan semangat tidak terbatas pada gender, dan perjuangannya harus menjadi inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya untuk mencintai dan mempertahankan kemerdekaan negara ini.

2023/07/28

Biografi Maria Walanda Maramis || Anggota BPUPKI

Biografi Singkat || Maria Walanda Maramis adalah seorang tokoh wanita yang lahir pada tanggal 27 Februari 1905 di Manado, Sulawesi Utara, Indonesia. Ia tumbuh dalam keluarga yang terpandang dan memiliki pengaruh kuat dalam masyarakat Minahasa. Sejak muda, Maria Walanda Maramis menunjukkan ketertarikan dalam isu-isu sosial dan politik, yang kemudian membentuk dasar perjuangannya sebagai seorang aktivis perempuan yang berpengaruh.


Maria Walanda Maramis
Sebagai seorang aktivis,
Maria Walanda Maramis memiliki peran penting dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Ia berjuang untuk memberikan kesempatan pendidikan yang setara bagi perempuan dan laki-laki, serta mengadvokasi peran perempuan dalam kehidupan sosial dan politik. Perjuangannya menginspirasi banyak perempuan di wilayah Manado dan sekitarnya, mengubah pandangan masyarakat tentang perempuan dalam peran publik.

Prestasi Maria Walanda Maramis sebagai seorang politisi tidak bisa diabaikan. Ia menjadi anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang berperan penting dalam proses perumusan Undang-Undang Dasar 1945. Kontribusinya dalam badan tersebut membantu menetapkan fondasi bagi kemerdekaan Indonesia dan mengartikulasikan aspirasi rakyat di wilayah timur Indonesia, termasuk Manado.

Selain aktif di dunia politik dan sosial, Maria Walanda Maramis juga berdedikasi dalam bidang pendidikan. Ia berperan aktif dalam mendirikan sekolah-sekolah di Manado, membuka akses pendidikan bagi masyarakat setempat, terutama bagi perempuan. Perannya dalam dunia pendidikan membantu meningkatkan tingkat literasi dan kesadaran pendidikan di wilayah tersebut.

Pada masa hidupnya, Maria Walanda Maramis dikenal sebagai sosok inspiratif dan pemimpin yang karismatik. Karakternya yang gigih dan komitmen terhadap perjuangan sosialnya menarik banyak orang untuk mengikuti jejaknya. Di mata masyarakat, ia menjadi lambang perempuan tangguh dan berani, yang berani berbicara dan bertindak untuk kepentingan masyarakat.

Peran penting Maria Walanda Maramis tidak hanya terbatas di tingkat lokal, tetapi juga diakui secara nasional. Dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan keterlibatannya dalam proses perumusan Undang-Undang Dasar 1945 menginspirasi banyak perempuan di seluruh Indonesia untuk berjuang dan mengambil peran aktif dalam masyarakat dan politik. Ia meninggalkan warisan berharga bagi perjuangan kesetaraan gender dan pembangunan bangsa Indonesia.

2016/05/24

Biografi Natasha Wilona

Biografi Natasha Wilona | Natasha Wilona lahir pada 15 Desember 1998. Natasha Wilona adalah model juga aktris berkebangsaan Indonesia. Nama Nathsa Wilona mulai dikenal publik Indonesia sejak membintangi sinotron di salah satu stasiun Televisi Swasta RCTI yang berjudul Yang Masih di Bawah Umur. Natasha Wilona berperan sebagai Cherry dalam sinetron tersebut. Selain sinetron tersebut Natasha juga pernah berperan sebagai Atiqah dalam sinetrom Fortune Cookis yang juga ditayangkan oleh RCTI. Namun peran Natasha Wilona sebagai Reva dalam sinetron Anak Jalanan yang melambungkan namanya dibelantika perartisan Indonesia. Tayangan tersebut mulai tayang di Indonesia sejak 12 Oktober 2015. Dalam sinetron terakhirnya ini Natasha Wilona beradu peran dengan kekasihnya saat ini, Stefan William yang berperan sebagai  Boy, pemeran tokoh utama Pria dalam sinetron tersebut.

Tahun 2013 Natasha masuk sebagai nominasi Aktris Pendamping Terbaik. Dan dalam ajang tersebut Natasha memenangkan nominasi tersebut. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab dalam memainkan perannya dalam berakting, Natasha betul-betul total dalam mendalami tiap karakternya yang akan diperankannya. Natasha tercatat pernah berperan sebagai ibu yang sedang mengandung dalam sinetronnya yang berjudul Sakinah Bersamamu. Dalam berbagai sinetron yang dibintanya, boleh dibilang kesemuanya cukup mendapat atensi positif dari penonton Indonesia.

Selain membintangi berbagai sinetron, Natasha juga pernah pernah membintangi film layar lebar. Sebut saja Summer Breeze (2008), Relationshit (2015), dan Rumah Pasung.(2016). Natasha Wilona juga tercatat pernah membintangi sebuah Film Televisi berjudul Hadia Terindah.

Natasha Wilona pernah menjadi bintang iklan dari beberapa produk dalam negeri seperti Richeese, Chocholatos, Axis, Campina, Toya Toya, Pigeon Teens, Kiko, dan iklan produk Hot.

Dalam perhelatan Dahsyatnya Award yang ke-8, diadakan pada 25 Januari 2016.Nathasha menang dalam satu Pasangan Terdahsyat, berpasangan dengan Stefan William. Selain memenangkan penghargaan dalam Dahsyatnya Awards, Natasha juga memenangkan penghargaan dalam Pop Awards dengan Kategori Female Pop Awards.
Natasha Wilona biografi-singkat.blogspot.com
Natasha Wilona


2016/05/22

Biografi Dr. Soetomo - Pendiri Boedi Oetomo

Biografi Dr. Soetomo | Soetomo terlahir dengan nama asli Soebroto, pada tanggal 30 Juli 1888 di desa Ngepeh, Jawa Timur, Hindia Belanda. Dr. Soetomo bersekolah di School tot Opleding van Indische Artsen (STOVIA) yakni sebuah sekolah pendidikan dokter Hindia. Semasa sekolah Soetomo suka berdiskusi dengan teman-temannya di sekolah.

Dalam kunjungan dr. Wahidin Sudirohusodo ke STOVIA, beliau sempat memberikan  pidato yang berfokus pada peningkatan minat para pemuda untuk meningkatkan serta memajukan dunia pendidikan sebagai salah satu cara untuk membebaskan pemikiran bangsa dari belenggu penjajahan. Salah satu cara yang diusulkan oleh dr. Wahidin Sudirohusodo adalah dengan membentuk sebuah Studie Fon (Dana Untuk Beasiswa). Hal inilah yang menjadi salah satu pemacu Dr. Soetomo untuk mendirikan Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Boedi Oetomo adalah organisasi modern pertama yang ada di Indonesia. Tirto Koesumo terpilih menjadi ketua Boedi Oetomo yang pertama berdasarkan hasil kongres pertama Boedi Oetomo yang dilaksanakan pada 3-5 Oktober 1908. Selain Soetomo, di Budi Utomo juga bergabung Suewardi Soerjaningrat, Saleh, Gumbreg, dan lain-lain yang turut membantu Goenawan dan Soeradji.

Biografi Dr. Sutomo | Tujuan utama dalam pembentukkan Boedi Oetomo adalah untuk memajukan bangsa yang harmonis dengan cara memajukan dunia pendidikan, pertanian, perdagangan, industri, peternakan, dan teknik, kebudayaan, dan mempertinggi cita-cita kemanusiaan untuk mencapai harkat dan martabat sebagai bangsa yang dihormati.

Tahun 1919, Dr. Soetomo menamatkan pendidikannya di STOVIA dan mendapatkan tugas di Semarang. Penempatan kerja di Semarang hanya untuk waktu yang tidak terlalu lama sebab Soetomo lalu dipindahkan ke Tuban, selanjutnya dipindahkan ke Lubuk akam (Sumatera Utara) dan terakhir dipindahkan ke Malang. Tugas Dr. Soetomo di Malang adalah untuk membasmi wabah penyakit pes yang sedang melanda daerah Malang. Pemindahan Soetomo yang cukup intensif memberi manfaat tersendiri yakni banyaknya pengalaman yang diperolehnya dari berbagai daerah. Sutomo juga mengetahui secara langsung penderitaan rakyat dan dapat berbuat langsung membantu meringankan penderitaan rakyat. Dr. Sutomo banyak mengobati pasiennya tanpa mengharapkan biaya sepeserpun. Terdapat juga pasien yang dibebaskan sama sekali dari biaya.

Tahun 1919, Sutomo berkesempatan untuk melanjutkan studinya ke Belanda. Di sela-sela kesibukannya dalam menimba ilmu, Sutomo selalu mencari kesempatan dalam mempelajari politik. Di negera Belanda, Sutomo berkesempatan bergabung dengan Perhimpunan Indonesia. Sekembalinya ke tanah air, Sutomo melihat banyaknya kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh Budi Utomo. Sutomo lalu menyarankan agar Budi Utomo dagar berubah haluan keranah politik sebab di Indonesia sudah banyak berdiri partai politik serta keanggotaan Budi Utomo dibuat terbuka untuk semua kalangan masyarakat, tak hanya bagi kalangan bangsawan atau priyayi.

Tahun 1924, Sutomo mendirikan sebuah wadah bernama Indonesische Studie Club (ISC).  ISC sendiri dalah sebuah wadah yang akan menaungi kaum pelajar. ISC suskes mendirikan asrama pelajar, sekolah khusus menenun, bank pengkreditan, serta koperasi dan lain-lain.Tahun 1931 ISC berubah nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Di bawah kepemimpinan Sutomo, PBI mengali perkembangan yang cukup pesat. Tekanan yang diberikan pemerintahan Hindia Belanda memaksa PBI dan Budi Utomo disatukan menjadi Perindra (Partaai Indonesia Raya) yang bertujuan untuk Indonesia Raya.

Dokter Soetomo juga berperan aktif di bidang jurnalistik (kewartawanan) dan sempat memimpin beberapa surat kabar. Kesibukan serta perjuangannya dalam merebut kemerdekaan membuat kesehannya melemah. Soetomo meninggal dunia di Surabaya pada usia 49 tahun yakni pada 30 Mei 1938. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 657/1961, Sutomo diangkat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional untuk menghormati jasa Dr. Sutomo.
http://biografi-singkat.blogspot.com
Dr. Soetomo